Showing posts with label ramadhan. Show all posts
Showing posts with label ramadhan. Show all posts

Memperbanyak Doa di Bulan Ramadhan


Memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan merupakan hal yang sangat dianjurkan kepada kaum muslimin. Salah satunya adalah memperbanyak doa. Tidak ada doa kaum muslimin melainkan akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wata'Ala, sebagaimana yang difirmankan-Nya dalam Alquran.
  Allah berfirman:
ayat19.jpg
Dan Rabb-mu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah (berdo’a) kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al Mu’min :60)

Allah berfirman:
ayat28.jpg
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS.Al Baqarah:186)


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari api Naar setiap hari dan malam di bulan Ramadhan. Dan sesungguhnya setiap muslim memiliki satu doa yang mustajab di bulan ini.” (HR: Ahmad II/254 dan Al-Bazzar 3142).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiga orang yang tidak tetolak doanya: Orang yang sedang berpuasa ketika berbuka, imam yang adil dan doa orang yang terzhalimi.” (HR: At-Tirmidzi 2528).
Diantara doa yang dianjurkan
- Doa Melihat Hilal (Bulan Sabit) :

– اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى ، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ

“Allah Maha Besar. Ya Allah, munculkanlah hilal itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, membawa taufiq kepada apa yang Engkau ridhai, Rabb kami dan Rabb kamu adalah Allah.” (HR: At-Tirmidzi dan Ad-Darimi).
- Istighfar dan Doa di Waktu Sahur :
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran:17). “Dan di waktu-waktu sahur (akhir malam) mereka memohon am-pun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat:18).
Apabila Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mendapati waktu sahur beliau membaca doa:

– سَمِعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللَّهِ وَحُسْنِ بَلَائِهِ عَلَيْنَا رَبَّنَا صَاحِبْنَا وَأَفْضِلْ عَلَيْنَا عَائِذًا بِاللَّهِ مِنْ النَّارِ

“Semoga ada yang memperdengarkan pujian kami kepada Allah atas nikmat dan cobaan-Nya yang baik bagi kami. Wahai Rabb kami, dampingilah kami (peliharalah kami) dan berilah karunia kepada kami dengan berlindung kepada Allah dari api Naar.” (HR: Muslim 2718 dari hadits Abu Hurairah).
- Doa Berbuka Puasa :

– ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ.

“Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, insya Allah.” (HR: Abu Dawud, dan Al-Hakim dan beliau menshahihkannya, serta disetujui oleh Adz-Dzahabi dan Ibnu Umar. Lihat Shahih Al-Jami’).
- Doa Sebelum Makan atau Berbuka :
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu memakan makanan, hendaklah membaca:

– بِسْمِ اللهِ-

(“Bismillah”)
( Ket: Tidak ada tambahan kata Ar-Rahman Ar-Rahim, cukup “Bismillah”)
Apabila lupa pada permulaannya, hendaklah membaca

– بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ.

(HR. Abu Dawud 3/347, At-Tirmidzi 4/288, lihat kitab Shahih At-Tirmidzi).
- Doa Sesudah Makan atau Berbuka

– الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ.

“Segala puji bagi Allah yang memberi makan ini kepadaku dan yang memberi rezeki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku.” (HR. Penyusun kitab Sunan, kecuali An-Nasai, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/159).
- Doa Tamu Kepada Orang Yang Menghidangkan Makanan / Minuman

– اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ.

“Ya Allah! Berilah berkah apa yang Engkau rezekikan kepada mereka, ampunilah dan belas kasihanilah mereka.” (HR: Muslim).

– اَللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِيْ وَاسْقِ مَنْ سَقَانِيْ.

“Ya Allah! Berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku.” (HR: Muslim).
- Doa Apabila Berbuka Di Rumah Orang :

– أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ.

“Semoga orang-orang yang berpuasa berbuka di sisimu dan orang-orang yang baik makan makananmu, serta malaikat mendoakannya, agar kamu mendapat rahmat.” (HR: Sunan Abu Dawud 3/367, Ibnu Majah 1/556 dan An-Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 296-298. Dishahihkan oleh Al-Albani).
- Doa Orang Yang Berpuasa Apabila Diajak Makan :

– إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ وَإِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَلْيَطْعَمْ.

“Apabila seseorang di antara kamu diundang (makan) hendaklah dipenuhi. Apabila puasa, hendaklah mendoakan (kepada orang yang mengundang). Apabila tidak puasa, hendaklah makan.” (HR. Muslim 2/1054).
- Ucapan Orang Yang Berpuasa Bila Dicaci Maki :

– إِنِّيْ صَائِمٌ، إِنِّيْ صَائِمٌ.

“Sesungguhnya aku sedang berpuasa. Sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari 4/103, Muslim 2/806).
- Doa Pergi Ke Masjid :

– اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا

“Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lisanku, cahaya pada pendengaranku, cahaya pada penglihatanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, berilah aku cahaya.” (HR: Muslim I/530).
- Doa Masuk ke Masjid :

– أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، [بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ][وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ] اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya Yang Mulia dan kekuasaanNya yang abadi, dari setan yang terkutuk. Dengan nama Allah dan semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmatMu untukku.” (HR. Muslim 1/494. Dalam Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah x “Allahummagh fir li dzunubi waftahli abwaba rahmatik”, Al-Albani menshahihkannya karena beberapa syahid).
- Doa Keluar Dari Masjid :

– بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.

“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepada-Mu dari karunia-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk”. (Tambahan: Allaahumma’shimni minasy syai-thaanir rajim, adalah riwayat Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 129).
- Doa Qunut Witir :

– اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، [وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ]، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.

“Ya Allah! Berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi, sayangilah aku seba-gaimana orang yang telah Engkau sayangi. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau takdirkan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan qadha, dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepada-Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau.” (HR. Empat penyusun kitab Sunan, Ahmad, Ad- Darimi, Al-Hakim dan Al-Baihaqi. Sedang doa yang ada di antara dua kurung, menurut riwayat Al-Baihaqi. Lihat Shahih At-Tirmidzi 1/144, Shahih Ibnu Majah 1/194 dan Irwa’ul Ghalil).

– اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kerelaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari ancaman-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri.” (HR. Empat penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad. Lihat Shahih At-Tirmidzi 3/180 dan Shahih Ibnu Majah 1/194).

– اَللَّهُمَّ إيـَّاكَ نَعْبُدُ، وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ، وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إِنَّ عَذَابَكَ بِالْكَافِرِيْنَ مُلْحَقٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ، وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَخْضَعُ لَكَ، وَنَخْلَعُ مَنْ يَكْفُرُكَ.

“Ya Allah! KepadaMu kami menyembah. Untuk-Mu kami melakukan shalat dan sujud.Kepada-Mu kami berusaha dan melayani. Kami mengharap-kan rahmatMu, kami takut pada siksaanMu. Sesungguhnya siksaanMu akan menimpa pada orang-orang kafir. Ya, Allah! Kami minta pertolongan dan minta ampun kepada-Mu, kami memuji kebaikan-Mu, kami tidak ingkar kepada-Mu, kami beriman kepada-Mu, kami tunduk pada-Mu dan berpisah pada orang yang kufur kepada-Mu.” (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kubra, sanadnya shahih 2/211. Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil 2/170 berkata: Sanadnya shahih dan mauquf pada Umar).
- Bacaan Setelah Salam Sesudah Shalat Witir :

– سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ (3× يجهر بها ويمد بها صوته يقول) [رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ]

“Subhaanal malikil qudduusi (rabbul malaaikati warruh) tiga kali, sedang yang ketiga, beliau membacanya dengan suara keras dan panjang”. (HR. An-Nasai 3/244, Ad-Daruquthni dan beberapa imam hadis yang lain. Sedang kalimat antara dua tanda kurung adalah tambahan menurut riwayatnya 2/31. Sanadnya shahih, lihat Zadul Ma’ad yang ditahqiq oleh Syu’aib Al-Arnauth dan Abdul Qadir Al-Arnauth 1/337).
- Doa Yang Dibaca Pada Malam Lailatul Qadar :
Diriwayatkan bahwa ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang sebaiknya aku baca bila bertepatan dengan malam itu?” Rasulullah bersabda: “Bacalah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan menyukai orang yang memohon ampunan, maka ampunilah aku.” (HR: At-Tirmidzi 3760, Ibnu Majah 3850, Ahmad VI/171, Al-Hakim I/530 dan An-Nasa’i dalam Amalul Yaum wal Lailah, silahkan lihat Shahih Jami’ At-Tirmidzi).
Waktu-waktu / Tempat / Orang Yang Mustajab Dalam Berdoa:
1. Sepertiga akhir malam.
2. Doa orang yang berpuasa & saat berbuka puasa bagi orang yang berpuasa.
3. Doa sebelum salam ketika shalat & setiap selepas shalat fardhu.
4. Pada saat perang berkecamuk.
5. Sesaat pada hari jum’at.
6. Pada waktu bangun tidur pada malam hari bagi orang yang sebelum tidur
dalam keadaan suci dan berdzikir kepada Allah.
7. Doa diantara Adzan dan Iqamah.
8. Doa pada waktu sujud dalam shalat.
9. Pada saat sedang turun hujan.
10. Pada saat ajal tiba.
11. Pada malam Lailatul Qadar.
12. Doa pada hari Arafah.
13. Pada waktu sahur.
14. Setelah melontar Jumrah.
15. Sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.
16. Doa diantara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah.
18. Doa seorang muslim terhadap saudaranya dari tempat yang jauh.
19. Orang yang memperbanyak berdoa pada saat lapang dan bahagia.
20. Doa orang yang terzhalimi atau teraniaya.
21. Doa Orang tua terhadap anaknya.
22. Doanya seorang musafir.
23. Doa orang yang dalam keadaan terpaksa, dll.
Kiat-kiat Agar Doa Mustajab :
- Mengikhlaskan niat hanya bagi Allah semata dan tidak menyekutukan Allah .
- Khusyu’, yakni melihat dirinya rendah, fakir di hadapan Allah, serta merasa sa-
ngat membutuhkan-Nya.
- Berdoa dengan suara lirih dan menjauhkan diri dari sifat riya agar doa yang di-
panjatkan tidak terdengar orang lain.
- Berdoa dengan menyebut nama-nama Allah yang Husna.
- Berdoa dalam keadaan suci.
- Berdoa kepada Allah dengan menengadahkan kedua telapak tangan (Ket:
Khusus doa-doa yang disyariatkan mengangkat kedua tangan).
- Memulai doa dengan mengucapkan hamdalah dan puji-pujian kepada Allah .
- Bershalawat atas Nabi dalam doa.
- Bersunggguh-sungguh dalam berdoa serta menunjukkan sikap sangat membu-
tuhkan dan sangat menginginkan doa yang ia panjatkan terkabul.
- Disunahkan berdoa dengan menghadap kiblat.
- Memperbanyak ucapan “Yaa Dzaljalaali wal ikram” ketika berdoa.
- Memperbanyak doa pada saat-saat lapang.
- Merintih dalam berdoa dan meminta yang banyak kepada Allah.
Penghalang-penghalang Terkabulnya Doa:
- Rezeki yang haram; baik makanan, minuman maupun pakaian.
- Tidak menyusahkan diri dengan membuat doa yang bersajak.
- Berlebih-lebihan dan melampui batas dalam berdoa.
- Berteriak dan mengeraskan suara dalam berdoa, maupun dengan sengaja.
- Tidak terburu-buru dalam meminta pengabulan doa.
- Berdoa dengan hati yang lalai lagi lengah.
Referensi:
- “Hisnul Muslim” oleh Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani,
- “Doa-doa Di Bulan Ramadhan” oleh Abu Ihsan Al-Atsari,
- “Jahalatun nas fid du’a” edisi Indonesia “Kesalahan Dalam Berdoa”, oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 181-189, terbitan Darul Haq, penerjemah Zainal Abidin Lc.

sumber : diambil dari blog Abu Umamah dan Abu Zubair dengan penambahan seperlunya.

Keutamaan Ramadhan

Syekh Shalih Al-Munajid dalam tulisannya tentang khsoshoishu syahri Ramadhan menyebutkan keistimewaan Ramadhan di antaranya:
1. Allah menurunkan Al-Qur’an (di dalam Bulan Ramadan).
Sebagaiamana firman Allah Ta’ala pada ayat,
( شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ )
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah [2] : 185)

Allah Ta’ala juga berfirman:
( إنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) سورة القدر: 1
"Sesungguhnya Kami turunkan (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar.”
2. Allah menetapkan Lailatul Qadar pada bulan tersebut, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah:
( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ . سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ) سورة القدر: 1-5
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar [97] : 1-5)
Dan firman-Nya yang lain:
( إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ ) سورة الدخان: 3
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan [44] : 3)
Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan adanya Lailaul Qadar. Untuk menjelaskan keutamaan malam yang barokah ini, Allah turunkan surat Al-Qadar, dan juga banyak hadits yang menjelaskannya, di antaranya Hadits Abu Hurairah radhialahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ , تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ , وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ , وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ , لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ, مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ " رواه النسائي ( 2106 ) وأحمد (8769) صححه الألباني في صحيح الترغيب ( 999 ) .
“Bulan Ramadhan telah tiba menemui kalian, bulan (penuh) barokah, Allah wajibkan kepada kalian berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu (neraka) jahim ditutup, setan-setan durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang banyak)." (HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999)
Dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ . (رواه البخاري، رقم 1910، ومسلم، رقم 760 )
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760)
3. Allah menjadikan puasa dan shalat yang dilakukan dengan keimanan dan mengharapkan (pahala) sebagai sebab diampuninya dosa.
Sebagaimana telah terdapat riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Shahih Bukhori, no. 2014, dan shahih Muslim, no. 760, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
« مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.”
Juga dalam riwayat Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ».
”Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Umat Islam telah sepakat (ijma) akan sunnahnya menunaikan qiyam waktu malam-malam Ramadhan. Imam Nawawi telah menyebutkan bahwa maksud dari qiyam di bulan Ramadhan adalah shalat Taraweh, Artinya dia mendapat nilai qiyam dengan menunaikan shalat Taraweh.
4. Allah (di bulan Ramadhan) membuka pintu-pintu surga, menutup pintu-pintu neraka dan membelenggu setan-setan.
Sebagaimana dalam dua kitab shahih, Bukhari, no. 1898, Muslim, no. 1079, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
« إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ».
“Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.”
Demikian penegasan Syekh Shalih al-Munajid dalam Khoshosishu syahri Ramadhan.
Semoga kita meraih semua keutamaan tersebut. Amiin.

disadur dari tulisan : Al-Ustadz Hartono Ahmad Jaiz

Hukum Puasa Ramadhan



Puasa pada bulan Ramadhan adalah merupakan salah satu rukun Islam, Allah Ta’ala berfirman:
ayat16.jpg
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS.Al Baqarah:183)
ayat24.jpg
Maka barangsiapa diantara kamu melihat bulan itu (Ramadhan), hendaklah ia berpuasa.” (QS. Al Baqarah:185)
Dari Abu Abdirrahman Abdullah ibnu Umar Ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhuma berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Islam dibangun diatas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa pada bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari , Muslim)
Dalam riwayat Muslim:..”puasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan haji.”
Kaum Muslimin telah berijma’ (bersepakat) bahwa puasa pada bulan Ramadhan hukumnya adalah wajib dan barangsiapa mengingkarinya maka ia kafir.
Puasa Ramadhan ini diwajibkan pada tahun kedua Hijriyyah, maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berpuasa selama sembilan kali Ramadhan. (Majalis Syarh Ramadhan, karya Syaikh Utsaimin hal 21 dan setelahnya).
Setiap orang Islam yang telah baligh lagi berakal maka wajib atasnya berpuasa pada bulan Ramadhan. (Fushul Fi Ash Shiyam wa At Tarawih wa Az Zakah, Ibnu Utsaimin hal 5)
TARGHIB (DORONGAN) UNTUK BERPUASA RAMADHAN
1. Pengampunan Dosa-Dosa
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
ayat35.jpg
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
ayat43.jpg
Shalat yang lima waktu, Jum’at ke Jum’at, Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi diantara masa tersebut apabila dosa-dosa besar dijauhinya.” (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah naik mimbar lalu berkata: “Amien, Amien, Amien”. Beliau ditanya:”Ya Rasulullah, anda naik mimbar kemudian mengucapkan:Amien, Amien, Amien?” Beliau bersabda:”Sesungguhnya Jubril ‘Alaihis Salam datang kepadaku lalu berkata: ‘Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tetapi tidak diampuni dosanya lalu dia masuk neraka maka Allah akan jauhkan dia. Katakan : Amien’. Maka akupun mengucapkan:Amien”…dst. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ahmad dan Al Baihaqi. hadits ini shahih).
2. Dikabulkannya Do’a dan Dibebaskan dari Api Neraka
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo’a akan dikabulkan do’anya.” (HR. Al Bazzar, Ahmad. Hadits ini shahih).
3. Orang yang Berpuasa termasuk Shiddiqin dan Syuhada
Dari Amr bin Murrah Al Juhani radhiallahu ‘anhu berkata: “Datang seorang laki-laki kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam lalu berkata:’Ya Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq untuk diibadahi kecuali Allah. Engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku?’. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab: “Termasuk dari Shiddiqin dan Syuhada.” (HR. Ibnu Hibban. Sanadnya shahih).
ANCAMAN BAGI ORANG YANG MEMBATALKAN PUASA RAMADHAN DENGAN SENGAJA
Dari Abu Umamah Al Bahiliy radhiallahu ‘anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Ketika aku sedang tidur, datanglah dua orang laki-laki lalu memegang dua lenganku membawaku ke satu gunung yang kasar (tidak rata), keduanya berkata:’Naiklah’. Aku jawab:’Aku tidak mampu’. Lalu keduanya berkata:’Kami akan memudahkannya untukmu’. Lalu akupun naik hingga ketika aku sampai di puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya:’Suara apakah ini?’. Mereka menjawab:’Ini adalah teriakan penghuni neraka.’ Kemudian keduanya membawaku, maka ketika aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki diatas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka, aku bertanya:’ Siapakah mereka?’ Dia menjawab:’Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa mereka (sebelum tiba waktunya).’” (HR. An Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al hakim. Hadits ini Shahih).
MENJELANG BULAN RAMADHAN
1. Menghitung Hari Bulan Sya’ban
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Puasalah kamu karena melihat hilal (bulan) dan berbukalah karena melihat hilal. Jika kamu terhalangi awan, sempurnakanlah bulan Sya’ban tiga puluh hari.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Janganlah kamu puasa hingga melihat hilal, jangan pula kamu berbuka hingga melihatnya, jika kamu terhalangi awan hitunglah bulan Sya’ban.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Dari ‘Adiy bin Hatim radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Jka datang bulan Ramadhan puasalah tiga puluh hari, kecuali kamu melihat hilal sebelum itu (hari ketiga puluh).” (HR. At Thahawi, Ahmad, At Thabrani)
2. Larangan Berpuasa Pada Hari yang Diragukan
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah bersabda: “Janganlah kamu mendahului Ramadhan dengan melakukan puasa satu atau dua hari sebelumnya kecuali seseorang yang telah rutin berpuasa maka berpuasalah.” (HR. Muslim)
Shilah bin Zufar meriwayatkan dari Ammar berkata: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang diragukan berarti telah durhaka kepada Abul Qosim (Rasulullah).” (HR.Bukhari secara ta’liq)
Sumber : abuzubair.wordpress.com

Ramadhan Mubarak

Wishing all muslims Ramadhan Mubarak.

What's for Buka Puasa / Iftar?

Today is the 3rd day of Ramadhan. Yesterday for buka puasa or iftar, I made chicken curry, serawa durian and roti jala. My choice of drink was syrup bandung. Of course those are just for me. For Michael, I made him chicken parmigiana. We usually had dinner around 7pm and since maghrib here is around 7.16, it was not that difficult. Thank god summer here does not end at 9pm or something.

We didnt however eat until almost 8pm since as you all know, I am not a fast cook. And my eyes were hungrier than my stomach thus I made so much food. I havent even had the serawa durian that I planned to eat with roti jala. You see, that was why I made roti jala instead of rice so I can eat it with both chicken curry and roti jala. I am such a smart girl. Yes I am. If only I wasnt too full last night. Lol!

Fasting here is not as fun nor easy as back home. I can only imagine the hustling and bustling of pasar ramadhan. All the delicacies that they sell which most of them can only be found during fasting month. Which makes me wonder why is that the case? Like tepung pelita for example. I dont remember seeing them sold anywhere else except during fasting month. Or maybe its because I hardly ever go to the pasar malam (night market)? But yeah, I MISS eating tepung pelita. That would be my family's favourite. I basically have to have it every day. There was this stall at the pasar ramadhan near my parents place that sells one of the best tepung pelita. When I go there, without fail I would buy between 10-15 of them depending on how many people are going to be breaking fast at home. Sometimes when we have communication breakdown between me and my brothers, we would have more. None would go to waste of course!

So, there you go. I guess by now everyody knows how much Im dying for tepung pelita. Now, why dont you share with me what is your ultimate iftar or sahur food?




LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...